Kamis, 13 Desember 2012

pengoptimalan perkembangan Sains AUD

STRATEGI MENGOPTIMALKAN PERKEMBANGAN PEMBELAJARAN SAINS ANAK USIA DINI

Ilmu di prasekolah dan kindergarten adalah berbuat dan berpikir, dan membuat keduanya bersatu. Di TK, adalah suatu peristiwa setiap hari. Strategi mendasar yang harus dilakukan seorang guru adalah merencanakan untuk memampukan anak-anak memperoleh keterampilan penelitian ilmiah maupun konsep-konsep ilmiah dari ilmu-ilmu biologi, fisika dan ilmu bumi. The National Science Education Standards dan The National Council for Social Studies keduanya menganjurkan bahwa keterampilan penelitian ilmiah dikembangkan selama tahun-tahun awal kehidupan. Oleh karena itu, TK merupakan tempat-tempat dimana anak-anak didorong dan diajarkan bagaimana mengajukan pertanyaan, merencana dan melakukan penyelidikan, dan mengorganisasikan pikiran dan penemuan mereka, merefleksikan dan membuat generalisasi, dan penyampaian ide-ide mereka kepada orang lain.
Selain itu, strategi-strategi dalam mengoptimalkan perkembangan pembelajaran anak usia dini adalah :
1.      Pengembangan sudut (area) Sains secara terintegrasi (menyatu)
Untuk mengatasi keterbatasan sarana, termasuk keterbatasan ruang yang akan digunakan dalam pembelajaran sains, maka disarankan kepada sekolah-sekolah yang memang terbatas sarananya, agar memodifikasi atau mengemas sudut (area) pembelajaran sains secara terintegrasi. Maksudnya adalah jika ruangan terbatas, maka sudut yang dibuat cukup satu saja, yaitu sudut IPA, tidak perlu dipisahkan menjadi sudut biologi, sudut fisika, dan sebagainya. Dengan demikian dari sisi pemanfaatan ruang akan menjadi efisien. Dalam penyajiannya dapat ditampilkan secara keseluruhan materi terkait sains, ataupun secara bergiliran. Secara bergiliran maksudnya mungkin satu atau dua minggu tersebut diisi dengan bidang penyajian bidang biologi, beberapa minggu kemudian diisi dengan penyajian bidang sains fisika, dan seterusnya. Dalam merotasi sudut (area) belajar sains, dapat mempertimbangkan beberapa hal diantaranya : minat, motivasi anak, kebutuhan anak, ketersedian sarana penunjang, dan sebagainya.
2.      Pembuatan kebun sekolah
Dengan penyedian kebun disekolah, maka memperkenalkan sains kepada mereka tidak perlu jauh-jauh, disamping itu pembelajaran sains akan menjadi lebih nyata dan efisien, karena jarak antara sekolah dan kebun relative dekat. Pembelajaran sains selain dapat ditempuh secara langsung, juga anak dapat diperkenalkan dengan kegiatan-kegiatan praktis (praktek) yang lebih bermakna, seperti cara-cara bercocok tanam, membuat lahan untuk tanaman, mengenal pemupukan, bahkan sampai bagaimana memanen hasil dan sebagainya. Dengan melibatkan anak belajar dan bekerja melalui kebun sekolah, melatih mereka menyenangi pekerjaan dan menanamkan berdisiplin, misalkan dengan dibiasakan menyiram tanaman. Dari sisi guru, ketersedian kebun sekolah merupakan medium yang efektif bagi demonstrasi berbagai konsep dan kajian sains yang seharusnya dikuasai oleh anak, dengan kata lain kebun sekolah merupakan laboratorium alamiah. Selain itu keberadaan kebun sekolah lebih segar dan asri lingkungannya.
3.      Pemanfaatan sumber belajar yang tersedia dan terjangkau
Segala sesuatu berdasarkan tinjauan sains yang sesungguhnya merupakan bagian yang dapat diangkat menjadi sumber belajar sains. Bumbu dapur, kerikil, rumput-rumputan, daun-daunan, tanah, air di sekitar sekolah dan rumah merupakan hal mendasar yang merupakan bagian dari pembelajaran sains yang dapat bahkan harus diperkenalkan kepada anak. Hal tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip dalam pemilihan mater, bahwa materi sains terbaik hendaklah dipilih mulai yang paling dekat dengan anak menuju yang jauh, dari yang merupakan bagian kehidupan anak hingga yanh jauh kehidupannya, dari yang dikenali menuju yang belum dikenali.
Jadi apa dikatakan sesungguhnya lingkungan anak merupkan laboratorium alamiah sains yang dapat menggiring anak kearah pengenalan sains yang menyeluruh dan utuh.
4.       Peningkatan kemampuan dan kreativitas guru sains
Bekal kemampuan dan kreativitas yang tinggi akan mampu memfasilitasi dan menemukan cara-cara yang produktif dalam mendongkrak pengenalan dan penguasaan sains pada anak usia dini. Kemampuan kreatif akan menghasilkan sesuatu yang positif bagi pembelajaran sains, misalkan dapat memanfaatkan barang-barang bekas untuk dimanfaatkan dalam kegiatan sains bersama anak. Untuk itu kata kunci agar optimalisai pembelajara sains pada anak usia dini dapat dicapai, maka secara simultan dan konsisten dari waktu ke waktu guru hendaklah senantiasa meningkatkan kemampuannya dalam membelajarkan sains pada anak-anak sehingga ditemukan cara-cara yang paling efektif dalam mewujudkan segala tujuan dari pembelajaran sains yang diharapkan.
5.      Peningkatan kemampuan guru dalam berkomunikasi dengan anak
Terdapat tiga bentuk yang terkait dengan komunikasi sains kepada anak-anak, yaitu kemampuan kemampuan guru dalam menyederhanakan konsep sains, kemampuan dalam mendekatkan anak pada sains, serta kemampuan guru dalam memahami ungkapan (ekspresi) sains yang ditampilkan anak.
Terkait dengan kemampuan guru dalam menyederhanakan konsep sains, maksudnya adalah guru selayaknya mampu mengemas pesan-pesan sains secara sederhana kepada anak. Sederhananya kemasan pesan akan memudahkan anak dalam menguasai sains.
Kemampuan dalam memdekatkan anak pada sains, maksudnya adalah kemampuan guru dalam mencari cara atau media komunikasi yang sesuai dengan karakteristik anak. Kemampuan berikutnya adalah dala memahami ungkapan (ekspresi) sains yang ditampilkan anak. Ingatlah bahwa kemampuan anak dalam mengungkapkan isi pikiran dan gagasannya masih terbatas, baik dalampengertian komunikasi lisan, maupun dengan komunikas bahasa tubuhnya. Dengan demikian komunikasi akan efektif jika guru mampu menangkap pesan anak secar baik, karena terkadang bahasa anak masih bersifat multifrase (menimbulkan banyak arti).
Kesimpulannya guru yang harus pandai menangkap pesan-pesan dari anak, bukan sebaliknya, tetapi justru ketika anak tidak mampu menangkap pesan guru bergegaslah guru mencari cara-cara lain untuk memperjelas apa-apa yang ingin dikoomunikasikannya.
6.      Membangun hubungan baik dengan orang tua dan masyarakat sekitar
Berbagai keterbatasan yang dihadapi sekolah sesungguhnya dapat dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang dianggap potensial membantu, salah satunya adalah orang tua. Kelemahan biasanya terjadi dari kurang mampunya pihak sekoalh dalam mengambih hati para orang tua untuk berbuat lebih dalam membatu sekolah. Jika sekolah secara nyata memang dihadapkan pada berbagai keterbatan, sebaiknya pihak pertama yang dikontak adalah orang tua.
Rancanglah bagaimana mendekati mereka, sampaikanlah program sekolah secara terbuka dan tawarkanlah kepada mereka tentang peran yang dapat diambil. Dengan kejujuran dan keterbukaan, maka uluran tangan orang tua juga akan semakin terbuka.
Beberapa pendekatan dalam mengoptimalisasikan pembelajaran sains AUD
1.      Pendekatan pedosentris :  kegiatan pembelajaran yang bertumpu pada kemampuan anak sebagai individu yang belajar.
2.      Pendekatan child centered : pusat kegiatan pembelajaran berpusat pada aktivitas anak.
3.      Pendekatan expository : aktivitas pembelajaran sebagai kegiatan guru dalam menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan nilai.
4.      Pendekatan proses : kegiatan pembelajaran lebih mengedepankan proses ,proses pemerolehan berbagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai,dari pada hasil. Dan pendekatan hasil : lebih mementingkan hasil belajar dari pada proses atau kegiatan pembelajaran.
5.      Pendekatan konkret : kegiatan dirancang sedemikian rupa, sehingga menjadi sesuatu yang konkret bagi anak, terutama dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
6.      Pendekatan tematik : pembelajaran dilakukan dengan berbagai konteks dalam kehidupan anak sehari-hari.
Catatan: Di presentasekan pada Mata Kuliah Neuro Sains PG PAUD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang

DAFTAR PUSTAKA
Nugraha, Ali (2008), Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini,Bandung
Musbikin, Imam (2010), Buku Pintar PAUD, Jakarta Selatan : Laksana
Seefeldt, Carol (2008), Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta : PT Indeks





Tidak ada komentar:

Posting Komentar